فَيدْخل تَحْتَهُ مَاء الْبِئْر وَمَاء الْبَحْر وكل مَا نبع من الأَرْض أَو نزل من السَّمَاء وَهُوَ المَاء الْمُطلق حَقًا
وَلَا يسْتَثْنى عَن هَذَا الْحَد إِلَّا المَاء الْمُسْتَعْمل فى الْحَدث فَإِنَّهُ عِنْد الشَّافِعِي طَاهِر غير طهُور وَعند مَالك رَضِي الله عَنهُ طهُور وَهُوَ قَول
للشَّافِعِيّ رَضِي الله عَنهُ وَعند أبي حنيفَة رَضِي الله عَنهُ نجس
Air bekas pakai dari berwudhu dan mandi janabah (mandi besar) yaitu dinamakan air musta'mal (air bekas)
Menurut Mazhab Syafi'i Air musta'mal itu thahirun qhairu thahuron.
Air ini suci dan tidak bisa untuk membersihkan dan menyucikan benda lainnya. Maksudnya bisa diminum dan untuk keperluan lainnya selain bersuci dan membersihkan najis.
Menurut mazhab Maliki air musta'mal itu Thahuron dan ada satu pendapat dalam mazhab Syafi'i.
Berarti boleh dipakai untuk membersihkan dan menyucikan.
Dalam Mazhab Hanafi air musta'mal itu bernajis. Berarti harus dibuang.
No comments:
Post a Comment