Allah Ta’ala telah menciptakan manusia punya kemampuan, kekuatan yang
berbeda- beda pada tubuh, akal, jiwa, loba dan kesiapan. Firman Allah Ta’ala:
لَيْسُوا سَوَاءً
“
Tidaklah mereka sama”. [ Ali Imran: 113]. Guru harus bekerjasama dengan murid
yang berbeda – beda, dan berkomunikasi dengan mereka. Terhadap guru harus
menjaga perbedaan personal diantara mereka dari segi didikan, pengajaran,
bentuk, cara dan keberlansungan. Disini nampaklah profesionalnya guru dalam
memastikan keseimbangan diantara murid dan memahami mereka semua.
Dari Ali Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “ bicaralah dengan manusia
berdasarkan pengetahuan mereka”, - dalam satu riwayat Hadits “ berdasarkan
kemampuan akal mereka” – “ apakah kamu suka seseorang berdusta kepada Allah dan
Rasulnya?”. [ Hadits Riwayat Bukhari Maukuf( Hadits lemah), dan marfu’ ( Hadits
lemah) pada riwayat yang lain].
Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata: “ seorang laki – laki
meriwayatkan hadits, kemudian memperdengarkan kepada seseorang yang tidak punya
kemampuan akal untuk memahami hadits tersebut, maka dia akan terkena fitnah.
Dalam dua Atsar ( perkataan sahabat) ini terdapat dakwah untuk menjaga
tingkat kemampuan pemahaman murid, maka seorang guru tidak boleh memberi
sesuatu yang bisa membebankan murid. Seorang guru yang sukses harus
punya firasat, kemampuan yang bisa mendeteksi potensi setiap murid agar dapat
memberinya pelajaran yang bisa dia emban dalam mengikuti uslub yang sesuai dan
cocok dengan kemampuannya.
No comments:
Post a Comment