Qidam (sedia)
Dalam Ummul Barahin Imam Sanusy
mendefinisikan Qidam dengan 3 (tiga) bahasa, hal 76
عبارة عن سلب العدم السابق على
الوجود
Qidam adalah kata lain dari pada
menafikan tiada yang mendahului ada.
عبارة عن عدم الاولية للوجود
Qidam adalah dari pada tiada awal
wujud
عبارة عن عدم افتتاح الوجود
Qidam adalah singkatan dari pada
tiada permulaan wujud
Ketiga macam takrif Qidam
tersebut mempunyanyi maksud yang sama yaitu menyatakan bahwa wujud Allah tidak
diawali oleh tidak ada kemudian baru ada, dengan kata lain tiada satu saatpun
yang telah lewat yang tidak ada Allah, Allah senantiasa ada dari dahulu sampai
sekarang dengan tidak didahului oleh proses penciptaan. Hal ini berbeda dengan
alam, alam diciptakan dari ketiadaan, pertama tidak ada sama sekali, kemudian
diciptakan oleh Allah maka ia ada, muncul alam tersebut setelah tidak ada, ada masa-masa
yang telah lewat yang kosong dari pada alam kemudian di ciptakan maka alam
tersebut ada, sebagaimana yang ada pada diri kita sendiri, kita tidak ada sebelum kita
dilahirkan dan
kemudian secara tiba-tiba kita muncul di muka bumi. Justru karena sifat alam
seperti demikian sehingga di sebut baharu, baharu tersebut mustahil pada Allah.
Qidam merupakan sifat yang pertama dari sifat salbiyah, yaitu sifat yang
menafikan hal-hal yang tidak layak dengan Allah, menafikan baharu pada Allah.
Wujud Allah tidak terkait dengan
zaman, sebab zaman itu ciptaan Allah, sebelum wujud zaman, Allah telah wujud .
Wujud Allah tidak terkait dengan tempat, artinya wujud Allah tidak berada dalam
tempat, sebab Allah tidak berada dalam tempat dan tidak berada dalam zaman
No comments:
Post a Comment